Jepang 2023

Bermula dari…

Kali ini saya cukup bingung mau mulai cerita dari mana. Bermula dari hobi saudara yang suka hunting tiket murah buat healing, dan tiba – tiba dia menawari kami buat ikut pergi ke Jepang. Heh?! Ndak salah nih? Kan bukan waktunya liburan. Ya udah terpaksa ambil cuti, mumpung dapet tiket murah. Selain itu harga JR Pass bakalan naik banyak per bulan Oktober 2023. Okelah, itu plusnya dari perjalanan kami kali ini. Sedangkan minusnya adalah karena bulan September merupakan awal musim gugur dan peralihan dari musim panas, sehingga hanya pepohonan di beberapa tempat saja yang daunnya mulai menguning. Jadi belum berasa autumn karena pohonnya masih pada hijau. Tapi karena saya belum pernah pergi ke Jepang, ya udah ikut aja mumpung dapet tiket murah 😀

Masih hijau semua 😀

Urus Visa dulu

Ceritanya ini beneran dadakan ya, nggak ada perencanaan sama sekali. Beli tiket bulan Agustus dan langsung berangkat bulan September, jadi kami cepet – cepet urus visa lewat VFS Global. Dokumen yang diperlukan kurang lebih sama seperti visa Schengen. Hanya saja bagi yang namanya berbeda antara di paspor dan KTP, wajib membuat surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai.

Karena saya pikir nggak pakai biometrik, jadi saya nitip dokumen ke saudara yang berdomisili di Jakarta. Selain biar ngurusnya barengan, buat saya juga lebih hemat karena nggak usah ke Jakarta hehehe.. Tapi ternyata sempat ada masalah! Seharusnya saya mengumpulkan dokumen secara pribadi atau via travel agent, alias nggak boleh nitip ke saudara karena tidak satu KK. Dan setelah perjuangan yang panjang *halah* akhirnya diperbolehkan juga (untung banget nggak usah jauh – jauh ke Jakarta)

Siapa pemegang paspor elektronik? Selamat! Kalian bisa merasakan benefitnya saat pergi ke Jepang. Kok bisa? karena selain biaya pembuatan visanya gratis (Visa Waiver), ternyata pengurusan JR Pass nya juga lebih mudah (kalau naik kereta). Apakah saya pemegang paspor elektronik? Sayangnya bukan hahaha.. Jadi masih harus bayar biaya pembuatan visa dan biaya jasa layanan sekitar 530 ribu per orang.

Setelah sekitar seminggu, akhirnya dapet juga visanya. Okeehhh.. lanjutt!! 😀

Persiapan

Tiket? Oke! Itinerary? Oke, udah dibuatin saudara. Terus saya ngapain? Ya ngikut dulu sambil belajar, buat nambah pengalaman. Kali ini kami pergi ke dua kota saja, yaitu Kyoto dan Osaka supaya bisa mengeksplor lebih dalam. Dan salah satu informasi yang nggak boleh terlupakan adalah suhu, biar nggak salah kostum hehehe.. Perkiraan suhu di kedua kota ini berkisar antara 18 – 28 derajat. Kemudian akan ada beberapa hari cerah dan beberapa hari turun hujan. Semoga aja pas pergi nanti Tuhan memberkati kami dengan cuaca yang mendukung, Amin! 😀

Karena suhunya nggak dingin, cuman sejuk aja berarti kami cukup bawa jaket tipis. Selain itu kami juga membawa jas hujan buat jaga – jaga, karena menurut ramalan cuaca akan ada beberapa hari turun hujan. Sabun, sampo? Mending bawa seperlunya karena hotel – hotelnya baik hati banget. Amenities – nya super komplitt!

Ada lagi yang nggak kalah penting, colokan! Colokan di Jepang ternyata beda sama Indonesia ya. Tapi menurut saya, Jepang ini negara yang perhatiannya buat kebutuhan orang – orang itu detail banget. Jadi meskipun colokan nya beda, kami nggak perlu bawa travel adaptor. Kalau cuman buat charge hape aja, tinggal mencolokkan kabel ke port usb yang ada di dinding. Tapi karena kebutuhan tiap orang berbeda, kalian bisa tetap membawa travel adaptor.

D – day!

Tiba juga harinya kami berangkat. Hari ini perjalanan kami seharian penuh dari Solo ke Jakarta, lanjut ke Kuala Lumpur dan keesokan paginya baru sampai di Osaka. Kali ini kami menggunakan maskapai low – cost carrier (LCC) yang cukup oke menurut saya *bukan promo* tapi jangan dibandingkan dengan maskapai full service airline (FSA) yang lengkap fasilitasnya ya.

Karena nggak ada in – flight entertainment nya, jadi malam ini kami langsung tidur biar besok punya tenaga penuh buat jalan – jalan. Selain itu sebaiknya sebelum penerbangan kalian memesan makanan terlebih dahulu, daripada beli pas di pesawat nggak semua menu tersedia. Dan meskipun flight malam, tidak tersedia selimut jadi bisa bawa sendiri atau beli di pesawat.

Kuala Lumpur International Airport

Flight pertama ke Kuala Lumpur International Airport membutuhkan waktu sekitar dua jam. Pada penerbangan yang pertama, kami menikmati makanan yang sudah dipesan sebelum keberangkatan. Dan menurut saya makanannya enak juga. Kemudian kami transit sebentar sebelum penerbangan kedua, dan karena kami mendarat saat malam hari jadi banyak toko yang sudah tutup. Namun tidak perlu bingung untuk masalah air minum karena di bandara ini tersedia dispenser air. Kemudian di penerbangan yang kedua menuju ke Osaka ini, karena memakan waktu yang lebih lama yaitu hampir tujuh jam. Jadi jarak antar kursinya pun juga lebih lebar, sehingga kami lebih nyaman dan ini waktunya tidur! 😀 (SEPTEMBER 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *