Jepang 2023 (Part. 5) – Osaka

// Jepang : Osaka //

Menuju Himeji

Pagi ini kami menuju ke Himeji naik Shinkansen lagi, karena jaraknya cukup jauh. Tapi ada yang beda nih dari Shinkansen kali ini. Apa itu? Kami mau naik Hello Kitty Shinkansen yang super imut! Cocok banget buat para pecinta Hello Kitty, karena luar dalamnya serba Hello Kitty dengan warna khasnya yaitu merah muda.

Sayangnya saya belum sempat keliling kereta ini, padahal di gerbong pertama ada Hello! Plaza yang menjual berbagai makanan khas daerah dan souvenir. Sedangkan di gerbong kedua ada juga Kawaii! Room yang merupakan gerbong penumpang, namun penuh dengan dekorasi karakter Hello Kitty dari atas sampai ke bawah. Cute abis deh!

// Jepang : Himeji //

Sampai di Kastil Putih

Himeji Castle atau Himeji – Jo merupakan sebuah kastil dengan dinding berplester putih. Kastil ini juga dikenal dengan nama White Heron Castle (Shirasagi – jo) karena keindahannya dianggap menyerupai burung bangau putih yang sedang terbang. Himeji – Jo juga punya cerita unik yang membedakannya dari dua belas kastil lainnya, yaitu kastil ini tidak pernah hancur karena perang, gempa bumi ataupun kebakaran sehingga masih bertahan sampai hari ini. Maka dari itu untuk mempertahakan keindahan dan bentuk aslinya, ada “Restorasi Era Heisei” yang dimulai dari tahun 2009 – 2015. Restorasinya mencakup perbaikan genteng, plester, lantai dan jendela yang rusak sampai penguatan pilar.

Himeji Castle

Kalau punya banyak waktu bisa sekalian menikmati keindahan Kokoen Garden, yang memiliki sembilan kebun berdinding terpisah dengan berbagai gaya dari arsitektur jaman Edo. Taman Kokoen letaknya di luar Himeji – Jo, meskipun tidak terlalu jauh. Untuk mengelilingi Himeji – Jo kira – kira butuh waktu sekitar satu jam. Tapi kalau mau sekalian mengunjungi West Bailey atau tempat tinggal Putri Sen bisa membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam.  

Mengelilingi Kastil Putih

Himeji – Jo terdiri dari tujuh lantai, yaitu satu lantai bawah tanah dan enam lantai internal. Tapi saya cuma naik sampai lantai dua saja, karena jalan masuk menuju kastil sudah menanjak, jadi lumayan capek juga hihihi.. .Yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke sini adalah wajib melepas alas kaki saat masuk ke dalam kastil. Kami dipinjami tas kresek untuk membawa sepatu. Hati – hati karena lantainya cukup licin dan tangganya pun agak curam. 

Menurut saya tempat ini sangat terawat, pemandangannya cantik dan fasilitasnya lengkap. Recommended banget buat dikunjungi sambil belajar sejarah. Selain belajar melalui brosur, ada juga nih cara lain yang lebih modern, yaitu menggunakan AR (Augmented Reality). Hanya dengan cara mengunduh aplikasi dan mengarahkan kamera pada tanda yang tersedia.

(kiri) Tangganya cukup curam ; (kanan) Terdapat tanda AR

Di setiap lantai Himeji – Jo terdapat penjelasan tentang peninggalan – peninggalan yang ada. Di lantai pertama dan kedua yang saya kunjungi, ada penjelasan mengenai proses restorasi dan sebagainya. Juga terdapat maket kastil dan peninggalan berupa ujung genteng. Mungkin ada yang bingung, apa sih yang istimewa dari ujung genteng tersebut. Ternyata ujung – ujung genteng ini punya depalan lambang keluarga yang berbeda. Hal ini sebagai bukti tentang perbaikan – perbaikan yang dilakukan oleh penguasa di masa lalu. Oleh karena itu, jangan lupa untuk memperhatikan setiap detail dari bangunan ini, karena setiap elemennya punya cerita masing – masing.

(kiri) Keterangan tentang restorasi era Showa ; (kanan) Bagian ujung genteng

Pemandangan kota Himeji dari atas sini pun juga cukup indah. Selain itu, Himeji – Jo juga merupakan salah satu tempat populer untuk melihat bunga sakura di awal bulan April. Jadi tempat ini bakalan sangat ramai saat musim bunga sakura.

// Jepang : Kobe //

Lihat taman bunga 

Lanjut pindah lokasi! Kali ini kami mau cuci mata di tempat yang agak berbeda yaitu Kobe Nunobiki Herb Gardens. Sebuah taman herbal terbesar di Jepang yang menjadi surga bagi bunga – bunga dan tanaman herbal, sebanyak 75 ribu dari sekitar 200 jenis yang bermekaran sepanjang tahun. Kobe Nunobiki Herb Gardens juga mempunyai dua belas taman dengan tema yang berbeda, seperti Rose Symphony Garden, Fragant Garden, Herb Museum, Glasshouse, Four Seasons Garden dan lainnya.

Dari stasiun Shin – Kobe kami jalan kaki melewati pusat perbelanjaan Koto no Hako menuju ke Kobe Nunobiki Herb Gardens. Setelah itu kami naik kereta gantung dan sampai di Welcome Garden atau View Plaza. Di sini ada rumah peristirahatan yang memiliki kafe, restoran juga toko suvenir yang menjual berbagai produk herbal dan aromatik. Rumah peristirahatan ini desainnya menggunakan motif Kastil Wartburg, sebuah kastil kuno dari Abad Pertengahan di Jerman. Jadi berasa pergi ke Jerman nih 😀 

Selain itu di bagian belakang penginapan, ada Rose Symphony Garden yang memiliki sekitar 60 jenis mawar harum. Dan sebagian besar mawarnya adalah mawar Inggris. Cantik banget deh!

Dari atas sini kita juga bisa menikmati indahnya pemandangan kota Kobe. Selesai jalan keliling, kami turun menggunakan kereta gantung lagi, karena jalan ke bawah ada yang curam. Meskipun sepertinya jalan kaki ke bawah memberikan pengalaman yang lebih menarik. Karena di bawah masih ada banyak lagi taman – taman, tempat rekreasi, kafe The Veranda dan juga tersedia banyak hammock untuk bersantai.

Pemandangan kota Kobe dari atas
// Jepang : Osaka //

Malam tapi terang…

Sisa waktu malam ini akan kami habiskan di suatu tempat yang sangat ramai, padat dan terang benderang. Dimana lagi kalau bukan di Dotonbori! Sebenarnya Dotonbori (Kanal Doton) berasal dari nama seorang pengusaha yaitu Yasui Doton yang menggunakan dana pribadinya untuk membangun kanal ini pada tahun 1612. Tempat ini berkembang menjadi sebuah distrik hiburan dengan adanya banyak gedung pertunjukan dan gedung teater Kabuki. Kemudian bersamaan dengan itu, muncullah banyak kedai teh, restoran, kedai makanan pinggir jalan untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung. Namun seiring berjalannya waktu, ada satu gedung teater yang tidak hancur oleh bom saat perang, sehingga masih berdiri sampai sekarang yaitu Teater Shochikuza

Sekarang Dotonbori menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi para wisatawan. Tempat ini merupakan surga belanja, kuliner sampai hiburan. Saat malam hari tempat ini terlihat sangat terang benderang, karena papan reklame LED berukuran besar juga lampu – lampu yang menghiasi gedung – gedung di tepi kanal. Dan salah satu papan reklame yang paling terkenal adalah The Glico Running Man. Rasanya kayak belum pergi ke Dotonbori aja kalau belum foto dengan Glico Man ini hehehe.. 

Kalau soal kuliner di Dotonbori, ada berbagai jajanan khas yang bisa dicoba seperti takoyaki, okonomiyaki, ramen dan sebagainya. Suka belanja? Bisa langsung menuju ke Shinsaibashi – Suji Shopping Street. Kalau cuman pengen jalan – jalan aja? Tinggal jalan kaki di Tombori Riverwalk (jalur pejalan kaki di tepi sungai). Atau kalau nggak mau capek – capekan, bisa naik kapal selama 20 menit yang ditemani oleh pemandu atau Tombori River Cruise. Ada sedikit cerita dari pengalaman kami saat naik cruise. Nggak tahu kenapa di kapal kami nggak ada pemandu yang bercerita seperti di kapal – kapal lain. Jadi kurang seru karena cuman naik kapal bolak – balik dermaga dan selesai gitu aja.

(kiri) Shinsaibashi – Suji Shopping Street ; (kanan) Tombori River Cruise

Bye Japan!

Okay, hari ini adalah the last night and the last day bagi kami di Jepang. Besok siap – siap pulang tapi mampir semalam dulu di Vietnam hehehe.. .Ada sedikit opini dari saya, selama pergi ke Jepang di dua kota ini. 

Pertama, I love Kyoto very much! Semacam jatuh hati pada pandangan pertama *idihh*. Mungkin tempatnya kuno namun bersih, terawat dan tenang. Bikin betah banget dan saya merasa beruntung bisa pergi ke Kyoto dan Nara. Meskipun ada beberapa tempat lain seperti Himeji dan Kurashiki yang nggak kalah bagus juga. 

Kedua, ketepatan waktunya TOP BANGET! Berasa tinggal di asrama, biar lebih disiplin wahaha.. Kalaupun ada ketidaktepatan waktu, biasanya karena ada kasus. Seperti kereta yang kami tumpangi kemarin, sempat delay agak lama karena ada kasus. 

Ketiga, ada hal yang cukup mengagetkan karena ini pertama kalinya saya melihat, yaitu kereta yang kami tumpangi gerbongnya bisa terpisah. Lah terus? Jangan sampai salah gerbong ya, mendingan nanya – nanya dulu sama petugas atau penumpang lain. Kalau nggak salah keretanya pisah gerbong saat di stasiun Hineno, rutenya dari Osaka ke Rinku Premium Outlet (arah Kansai Airport). Bisa baca di artikel ini saja deh.

Terakhir, saya sangat bersyukur pada Tuhan. Kami diberi kesehatan dan keselamatan di sepanjang perjalanan. Juga ada doa saya yang dikabulkan juga, yaitu kami diberi cuaca terang benderang. Meskipun sebelum berangkat, ramalan cuacanya nggak terlalu bagus, akan ada beberapa hari turun hujan. Namun akhirnya jas hujan kami masih tersimpan rapi alias nggak dipakai sama sekali. Thank You, God! 😀 (SEPTEMBER 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *