Eropa 2024 (Part. 2) – Yunani
// Yunani : Santorini //
Balas dendam
Nggak terasa udah hari terakhir di Santorini. Pagi ini kami jalan – jalan dulu di Fira Theotokopoulos Main Square. Di sini ada banyak pertokoan, kafe, hotel dan gereja yang langsung menghadap ke laut. Tempatnya cukup asyik buat jalan – jalan sambil menikmati pemandangan. Selain beli souvenir dan makan es krim, sebenarnya kami juga mau naik cable car, tapi nggak jadi karena takut kehabisan waktu. Antara mau “balas dendam” tapi masih harus mengejar flight kembali ke Athena. Loh ada apa ini kok bisa balas dendam? Kayak sinetron aja. Bercanda dulu.. biar nggak serius – serius amat yang baca 😀

Ceritanya gini nih.. sebenarnya selain ke Windmill of Oia, kemarin kami juga mau foto – foto di Blue Domed Church yang cukup terkenal juga. Rasanya nggak afdol kalau ke Santorini belum foto di sana, katanya orang hehehe.. Tapi sayangnya kemarin kami tersesat, karena saking ramainya pengunjung dan banyaknya gang – gang sempit yang kami lewati. Tempat ini cukup rumit tapi tenang saja, karena saya akan memberikan petunjuk menuju ke Blue Domed Church biar nggak tersesat seperti saya 🙂
Pertama kalian bisa mengarahkan peta ke “3 Domes Viewpoint”. Atau dari parkiran bawah, bisa naik ke atas sampai ke ujung. Kemudian belok kanan dan lurus sampai ada toko perhiasan 49 berwarna coklat di sebelah kanan, dan ada gereja di sebelah kiri kalian. Tepat di depan gereja itu ada gang dan tinggal masuk sampai terlihat Blue Domed Church nya.

Arsitektur Cycladic
Barusan saya cerita ada banyak gang – gang sempit di sini, selain itu rumah – rumahnya pun terlihat mirip. Ada apa ya? Inilah penjelasannya. Cyclades adalah sekelompok pulau dengan formasi melingkar di sekeliling pulau Delos, yang terletak di Laut Aegea. Beberapa pulau yang menjadi bagian dari Cyclades antara lain Amorgos, Delos, Milos, Mykonos, Naxos, Paros, Folegandros, Sifnos, dan termasuk Santorini. Maka sama seperti pulau – pulau Cyclades lainnya, Santorini pun tidak terlepas dari cuaca ekstrem juga angin yang kencang. Dan hasil adaptasi terhadap lingkungan inilah yang menciptakan arsitektur Cycladic.
Pemukiman di Cyclades memiliki ciri khas yang berbeda di setiap pulaunya, meskipun terdapat kesamaan seperti rumah kubik, atap datar dan dinding berwarna putih. Sebagian besar bangunan dibangun di sebelah tenggara, hanya satu tingkat, lebar dinding sekitar 60 – 80 cm dan memiliki satu jendela kecil di sisi utara. Bangunannya juga didominasi warna putih karena warna putih mampu memantulkan panas dengan baik, sehingga bagian dalam rumah tetap terjaga kesejukannya. Semua karakteristik dari bangunannya dirancang untuk mempertahankan suhu yang diinginkan di sepanjang tahun, yaitu sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin.

Walaupun terlihat mirip satu sama lain, namun pemukiman di tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi. Gang – gang sempit, jalan berbatu, bunga yang berwarna – warni dan hampir seluruh gereja berwarna putih, meskipun kubahnya tidak selalu berwarna biru. Kombinasi dari semua ini menciptakan sebuah pemandangan yang sangat indah 🙂
Kembali ke Oia
Akhirnya kembali lagi ke Oia untuk mencari lokasi tepatnya Blue Domed Church atau gereja berkubah biru. Ada sedikit cerita tentang asal – usul gereja berkubah biru, yaitu saat pulau ini diperintah oleh Venesia pada abad ke 18. Pada saat itu sebagian besar penduduk menganut Ortodoks Yunani, dan orang – orang Venesia mengizinkan pembangunan gereja selama tidak melebihi batas ketinggian tertentu. Kemudian para pembangun gereja menciptakan kubah atau biasa disebut cupola, untuk memberikan ilusi supaya tampak lebih besar. Namun tidak melebihi batas ketinggian yang ditetapkan oleh Venesia.
Selain Blue Domed Church, tempat ini juga sering terdengar dengan sebutan Three Domes. Jadi awalnya saya pikir tempat ini adalah sebuah gereja dengan tiga kubah, namun ternyata ada dua gereja. Yang pertama gereja berkubah biru bernama Gereja Anastasi yang didedikasikan untuk Kebangkitan Yesus Kristus, dan dibangun pada tahun 1865. Sedangkan gereja yang kedua adalah Gereja Agios Spyridon yang dibangun pada tahun 1867, dan memiliki kubah serta menara lonceng berwarna biru.

Untuk menemukan lokasi foto yang tepat pun termasuk gampang – gampang sulit, karena beberapa jalan merupakan area penginapan, sehingga tidak bisa dilalui. Sebenarnya ada beberapa gereja berkubah biru, tapi kok kami rela kembali lagi ke sini? Karena gereja ini merupakan salah satu gereja berkubah biru yang paling terkenal.
Kalau sudah menemukan lokasi yang pas, siap – siap antri foto karena sangat ramai. Tapi yang namanya perjuangan memang nggak pernah sia – sia. Akhirnya dapat juga nih foto yang menurut saya keren banget. Dua gereja putih beserta menara lonceng berkubah biru, ditambah lagi dengan pemandangan Laut Aegea dan langit yang biru. Mantap abiss!
Mata biru
Waktu jalan – jalan seringkali saya mengamati ada beberapa souvenir yang menurut saya cukup unik, yaitu barang – barang dengan simbol berbentuk mata berwarna biru. Ternyata mata biru adalah simbol dari “the evil eye” atau “kako mati” dalam bahasa Yunani. Mata biru ini dianggap sebagai jimat untuk menangkal mata jahat atau evil eye. Mata jahat sendiri dianggap sebagai kutukan yang disebabkan oleh tatapan dengan emosi negatif, seperti kemarahan dan iri hati. Biasanya penerima tatapan tersebut akan tertimpa kemalangan atau cedera. Namun kutukan itu bisa diusir melalui proses “xematiasma” yang terdiri dari serangkaian ritual tertentu.

Ternyata konsep mata jahat sudah ada sejak jaman Yunani Kuno, dan mata dianggap dapat memancarkan sinar mematikan yang dapat membahayakan orang lain. Sedangkan di beberapa bagian Yunani, diyakini bahwa orang – orang yang memiliki mata biru atau hijau, secara khusus dapat memberikan kutukan kepada orang lain. Hal ini mejadi alasan utama mengapa jimat mata jahat digambarkan dengan mata biru. Biasanya mata biru terdiri dari dua warna, yaitu biru muda yang dianggap sebagai warna langit dan melambangkan kebenaran, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap mata jahat. Sedangkan warna biru tua melambangkan air yang merupakan pelarut universal.
Hmm.. boleh percaya boleh nggak nih. Tergantung sama diri kalian masing – masing ya. Kalau tertarik bisa langsung beli souvenir dengan simbol mata biru ini, yang tersedia dalam berbagai bentuk, seperti cincin, kalung, tas, mangkuk, lonceng kecil dan lainnya.
Pindah ke Athena
Oh, waktu sudah mepet nih! Saatnya kami menuju ke Santorini Airport karena mau pindah ke Athena. Sampai di airport kami mengembalikan mobil ke pihak rental, dan karena di Santorini hanya dua malam saja, maka kami tidak membawa bagasi. Jadi setelah melewati pemeriksaan kami langsung menunggu di ruang tunggu, dan alhasil.. delay lagi! Sipp banget! Padahal udah janjian mau ambil koper yang kemarin dititipkan hikss..

Singkat cerita akhirnya kami berangkat menuju ke Athena, dan ada sedikit cerita dari Santorini nih. Tempat ini memang luar biasa cantik. Bukan hanya tempat wisatanya saja, tapi selama perjalanan pun pemandangannya juga selalu cantik. Kombinasi laut yang cantik, langit yang sangat biru, bukit – bukit yang indah, the best lah!

Bahkan saat di pesawat pun, baik waktu berangkat maupun pulang, saya masih terkagum dengan keindahan pulau ini. Belum lagi dari atas sini terlihat deretan rumah – rumah putih yang terlihat kecil. Selain itu, tempat ini juga aman dan nyaman buat dikunjungi. Orang – orangnya pun ramah dan sopan saat berkendara. Benar – benar pengalaman yang berkesan, semoga suatu saat bisa berkunjung ke sini lagi *Aminnn* 😀 (APRIL 2024)


Anda Mungkin Suka Juga

Eropa Barat 2023 (Part. 3) – Belgia dan Prancis
24/11/2024
Eropa 2024 (Part. 3) – Yunani
07/03/2025