Eropa 2024 (Part. 4) – Yunani
// Yunani : Meteora//
Menuju ke Meteora
Hari ini perjalanan kami cukup jauh yaitu dari Athena menuju ke Meteora yang membutuhkan waktu sekitar empat jam perjalanan. Jadi kami sempat istirahat sambil makan siang di Kamena Vourla, sebuah kota kecil di pinggir pantai. Setelah itu baru lanjut lagi ke Meteora. Dan sesampainya di sana kami melihat bukit batu besar yang menjulang tinggi, terlihat dari teras kami. Sungguh pemandangan yang menakjubkan!

Malamnya kami sempat bingung mau makan di mana, karena beberapa tempat sudah tutup dan gerimis pula. Untungnya, kami menemukan sebuah restoran kecil bernama Restaurant 21 Olive. Pemilik sekaligus pengelolanya adalah sepasang suami istri yang sudah lanjut usia, dan mereka menyambut kami dengan sangat ramah. Makanannya juga diolah sendiri oleh pemilik, jadi penyajiannya cukup lama. Tapi menurut saya rasanya.. enakk!
Esok paginya
Pagi ini kami mengunjungi Holy Monastery of Great Meteoron atau Biara Meteoron Agung. Waktu perjalanan ke sana jangan lupa untuk sering berhenti di beberapa tempat, karena ada beberapa spot foto yang cukup menarik. Pemandangan gunung dan bebatuan besar yang menjulang tinggi ke atas, sangat cantik!

Biara di atas bukit batu
Biara Meteoron Agung merupakan biara tertua, terbesar dan terpenting di antara semua biara yang masih ada di Meteora. Biara yang juga dikenal sebagai Biara Suci Transfigurasi Kristus ini, didirikan oleh Santo Athanasios pada pertengahan abad ke 14. Setelah kepemimpinan Athanasios, Ioasaph lah yang mengambil alih tugasnya di biara Meteoron Agung. Ioasaph merupakan seorang pangeran Yunani – Serbia yang menanggalkan semua gelar kerajaannya dan menjadi seorang biarawan. Selanjutnya biara ini mulai berkembang pesat pada pertengahan abad ke 16.
Tempat parkirnya cukup luas namun tidak ada toilet dekat sini. Awalnya kami sempat ragu apa bisa menyeberang ke biara, karena dari atas sini kok kelihatannya cukup jauh. Tapi ternyata jaraknya nggak sejauh yang kami kira, hanya saja kami harus menuruni tangga kemudian naik lagi sampai ke biara.

Setelah sampai di loket, kami beli tiket dan di sini tersedia selendang bagi para wanita yang tidak mengenakan rok. Karena untuk masuk ke biara ini, ada beberapa aturan berpakaian yang harus kita patuhi, seperti pria harus mengenakan celana, sedangkan wanita harus mengenakan rok yang menutupi lutut. Meskipun saya memakai celana 7/8, tapi tetap harus memakai selendang.

Di sini ada beberapa tempat yang kami dikunjungi seperti Museum of History and Folklore yang menampilkan beberapa artikel peperangan, seperti Perang Balkan (1912 – 1913) dan perang Itali – Yunani (1940 – 1941), juga Old Kitchen yang menyimpan koleksi peralatan memasak dari tembikar, tembaga dan kayu, yang dulunya digunakan oleh para biarawan.


Selain itu ada tempat – tempat yang tidak boleh didokumentasikan menggunakan kamera seperti Manuscripts’ and Newmartyrs’ Exhibition Hall yang menyimpan manuskrip – manuskrip kuno juga dokumen penting, dan gereja utama yang dindingnya penuh dengan lukisan.
Pindah ke Itali!
Kali ini kami beneran nggak boleh molor, karena ada penerbangan menuju ke Itali sekitar jam dua siang, padahal waktu yang kami butuhkan untuk sampai di Thessaloniki Airport adalah tiga jam perjalanan. Jadi waktu kami cukup mepet, makanya harus serba cepat.
Dalam perjalanan menuju ke sana pun kami disuguhi dengan pemandangan yang cantik. Hanya bisa bersyukur kepada Tuhan atas kesehatan, perlindungan, cuaca dan pemandangan yang indah ini. Setelah sampai di Thessaloniki Airport, kami langsung mengembalikan mobil, check – in dan ternyata… sama – sama delay! 🙂
Tapi untuk maskapai kali ini terasa lebih “spesial” dari sebelumnya. Karena ternyata kami dapat “bonus kejutan” yang lain, yaitu salah satu teman kami terpaksa membayar 55 euro karena check – in manual. Padahal waktu teman saya mau online check – in, website nya pas error. Kemudian semua koper baik yang masuk ke bagasi maupun ke kabin, sama – sama berbayar dengan harga yang sama. Dan yang terakhir, satu orang hanya boleh membawa satu tas untuk masuk kabin. Kalau tasnya dua? Pokoknya harus dijadikan satu. Aneh? Ya… mungkin karena perbedaan kebijakan setiap maskapai. Yang paling penting dari pengalaman ini adalah jangan sampai kalian “terjebak”, cukup kami saja 🙂 (APRIL 2024)


Anda Mungkin Suka Juga

Eropa Barat 2023 (Part. 2) – Belanda
26/09/2024
Eropa 2024 (Part. 2) – Yunani
21/02/2025