Lasem

Menuju ke Kota Lasem

Mau liburan dengan suasana yang berbeda? Bisa jadi Lasem jawabannya! Kota kecil di kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini membuat kita seakan kembali ke masa lalu. Bangunan – bangunan kunonya yang bergaya Tionghoa – Belanda sangat menarik untuk dikunjungi.

Minggu pagi kami naik mobil ke Lasem melalui rute terdekat yaitu Solo – Purwodadi – Pati – Rembang. Rute ini memang banyak jalan berlubangnya. Namun, ada pemandangan yang berbeda di setiap wilayahnya, seperti ladang jagung, tambak garam dan kapal – kapal di sungai.

ladang jagung
Ladang jagung
tambak garam
Tambak garam

Omah Londo

Setelah selama empat jam perjalanan, kami sampai di Lasem dan menuju Omah Londo yang letaknya di pinggir jalan besar. Rumah ini terlihat sepi dan gerbangnya juga terkunci. Alhasil kami hanya bisa mengambil foto dari luar saja (entah karena hari Minggu atau hari biasa juga gitu).

Omah Londo lasem

O ya.. banyak tempat wisata di sini yang jaraknya saling berdekatan. Jadi, kalian bisa menikmati suasana kota Lasem sambil jalan kaki melewati gang – gang kecil (cuci mata sekalian olahraga 😉 ).

Tiongkok Kecil Heritage

Kalian melihat bangunan kuno yang besar dan berwarna merah? Itulah Tiongkok Kecil Heritage. Kalian bisa menginap di bangunan bersejarah ini loh! Selain ada penginapan dan restoran, kalian juga bisa sekalian berburu batik 🙂 .Mulai dari kain batik, pakaian jadi sampai souvenir dari Batik Tiga Negeri.

Tiongkok Kecil Heritage

Sebelum berbelanja, kami memutuskan untuk berburu foto terlebih dahulu di bagian penginapan. Setiap pengunjung akan dikenakan biaya 20 ribu per orang. Tapi tenang saja karena uang ini akan dikembalikan dalam bentuk voucher untuk berbelanja batik (lumayan buat oleh – oleh 😀 ).

Batik Tiga Negeri di Tiongkok Kecil Heritage
Kain Batik Tiga Negeri

Kami diantar oleh guide menuju ke bangunan utama. Di dalamnya ada beberapa kamar penginapan yang cukup luas, lengkap dengan fasilitas seperti tv dan ac.

Salah satu kamar di Tiongkok Kecil Heritage
Salah satu tipe kamar
Salah satu kamar di Tiongkok Kecil Heritage
Fasilitasnya cukup lengkap nih!

Di sini ada satu ruangan yang lantainya berlubang. Lubang itu terhubung ke ruangan lain melalui sebuah lorong yang pendek. Mungkin pada jaman dahulu untuk tempat bersembunyi dan sekarang ujung lubang satunya sudah ditutup.

Penginapan Tiongkok Kecil Heritage
Bangunan tengah
Lubang terowongan
Sudah ditutup pintu besi

Kami diajak ke halaman sebelah yang ternyata sudah dibeli juga oleh pemilik Tiongkok Kecil Heritage. Di sini kami menjumpai satu bangunan besar yang tertutup dan sebuah bangunan kecil. Kami masuk ke bangunan kecil itu. Di dalamnya ada ruang tidur dan dapur yang diisi dengan barang – barang kuno seperti tempat tidur, baju sampai peralatan dapur.

Bangunan besar di Tiongkok Kecil Heritage
Kamar tidur kuno
Dapur kuno

Rumah Oei

Hari makin siang dan perut mulai keroncongan 😀 . Kami memutuskan menyeberang ke Rumah Oei dulu karena di sebelah kiri pintu gerbang ada warung makannya. Warung ini menjual berbagai macam menu khas Lasem seperti soto kemiri, kelo mrico dan juga kopi lelet.

Rumah Oei

Masuk ke halaman Rumah Oei, suasananya sejuk dan nyaman. Bagian halaman dijadikan sebagai ruang makan untuk para tamu. Selain itu, dinding di sebelah kanan halaman juga dijadikan spot foto yang cukup instagramable lho!

Dinding di Rumah Oei
Dinding di Rumah Oei

Bangunan utama nya menyimpan koleksi barang kuno yang tertata rapi seperti peralatan makan, kaset, uang kuno, kebaya dan lainnya.

Bagian dalam Rumah Oei
Barang koleksi di Rumah Oei
Barang koleksi di Rumah Oei

Sedangkan, di bagian belakang rumah terdapat halaman luas dan penginapan. Rumah yang sudah berdiri sejak tahun 1818 ini sangat bersih dan terawat. Suasananya yang sejuk dan nyaman membuat kami paling betah berlama – lama di sini 😀 .

Penginapan Rumah Oei
Penginapan Rumah Oei

Lawang Ombo

O ya.. sebenarnya kami sudah berkunjung kesini sebelum ke Tiongkok Kecil Heritage. Tapi gerbangnya digembok dan tidak ada penjaga rumah (sempat putus asa deh..). Namun setelah kami mendapat informasi dari salah satu warga, akhirnya kami bertemu dengan pemilik kunci rumah.

Lawang Ombo

Kami masuk dari samping melalui pintu besi yang besar berwarna kuning. Halamannya cukup luas namun dipenuhi dengan daun berserakan karena ternyata penjaga rumahnya sudah tidak masuk beberapa hari. Sampai – sampai rumah ini terlihat kurang terawat.

Kami diajak ke ruangan sebelah kiri dari ruang utama. Dan inilah tempat yang lubang di lantainya terhubung langsung ke sungai. Fungsinya sebagai jalur penyelundupan candu dari kapal dagang. Dulunya lubang ini besar tapi sekarang sudah diperkecil karena air laut bisa masuk kesini.

Ruang tengah Lawang Ombo
Pintu ruang utama
Lubang terowongan di Lawang Ombo
Lubang terowongan

Kami masuk ke bangunan utama lewat belakang. Di dalamnya ada meja sembahyangan dan beberapa barang dengan ukiran yang detail. Di sebelah kanan dan kiri ada kamar yang cukup lembab dan salah satunya bisa untuk menginap, gratis pula! Bagi yang berani bisa mencoba tapi biasanya banyak yang takut (saya jugaa…).

Bagian dalam ruang tengah Lawang Ombo
Bagian dalam ruang tengah Lawang Ombo

Di bagian belakang ada bangunan yang cukup lebar, dan beberapa orang merasa ada suasana berbeda saat masuk kesini. Saya tidak berani masuk ke dalam karena gelap. Tapi bagi saya percaya atau tidak tentang keberadaan mereka sebaiknya kita hargai saja. Di sebelah kiri bangunan ini ada satu makam yang cukup besar. Tidak diketahui pasti pemiliknya, ada yang bilang mungkin kuburan pemilik rumah ini jaman dahulu.

Bagian belakang rumah Lawang Ombo
Rumah belakang, ada makam besar di sebelah kirinya

Pantai Wates

Hari mulai sore dan kami mengisi perut di restoran Hokky. Setelah selesai makan, kami tidak berlama – lama dan langsung keluar dari kota Lasem. Menuju ke Pantai Wates untuk berburu foto sekaligus menikmati suasana pantai di pesisir utara pulau Jawa.

Pantai Wates

Saya ingin berkunjung ke tempat ini karena baru pertama kali melihat pohon cemara yang tumbuh di sepanjang pantai. Pasirnya pun sangat lembut dan berwarna putih. Sayangnya air laut di sini kotor dan bau. Bagi yang ingin berfoto bisa ke dermaga atau di beberapa spot selfie yang tersedia.

Pantai Wates
Pantai Wates

Tidak terasa waktu berjalan cepat dan sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Kami langsung bergegas pulang karena sampai rumah sudah pasti sangat malam 🙂 . Pulangnya kami memilih rute Rembang – Pati – Kudus – Demak – Semarang (lewat tol). Jalannya relatif lebih bagus meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sekian petualangan kami seharian di Lasem. Sangat menyenangkan dan berasa belajar pelajaran sejarah secara nyata *lebay* tapi beneran seru loh! Coba kesini dehh.. 😀 (JULI 2019)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *