Eropa Barat 2023

Well..

Ke mana saya kali ini? Okay, setelah membuat visa Schengen berarti saya pergi ke Eropa ya. Wah.. saya beneran nggak menduga, bahkan sampai sekarang rasanya masih seperti mimpi. Hanya bisa bersyukur kepada Tuhan atas berkat – Nya buat kami. Tahun lalu, saya masih ingat saat menulis artikel The Legend Stars di Jawa Timur Park 3, di sana ada selfie zone dengan tema berbagai negara. Saat menulis, saya sempat bercanda sekaligus mengimani “Siapa tahu suatu saat bisa pergi ke tempat aslinya…” dan kata – kata tersebut saya tulis pas di zona Belanda. Ehh.. lah kok ya bisa terwujud, rasanya masih kayak mimpi beneran sampai sekarang!

I Amsterdam!

Persiapan dulu

Hmm… namanya juga baru pertama kali, jadi untuk urusan kanan kirinya saya nggak paham. Untung saudara saya sudah gercep dari membuat itinerary, pesan tiket sana – sini, sampai urusan sewa mobil, hotel dan lainnya. Ya udah, kita mulai persiapan buat diri sendiri aja ya 😀

Saya akan mulai cerita dari suhu! Karena ini pertama kalinya saya pergi ke Eropa, jujur nggak ada bayangan nih suhu belasan bakal sedingin apa. Kalau mikir tentang musim semi, saya pikir paling jaket selembar udah oke. Tapi ternyata buat saya yang terbiasa di suhu dua sampai tiga puluhan derajat, ternyata nggak terlalu oke huahaha..

Sebenarnya untuk masalah suhu, semua tergantung dengan kondisi tubuh masing – masing. Ada yang tahan dingin, ada yang harus beradaptasi terlebih dahulu, tapi ada juga yang memang nggak kuat dengan suhu dingin. Bagi saya, suhu dingin sebenarnya masih bisa saya tolerir asalkan tidak ada angin. Tapi kalau suhu dingin masih ditambah angin, dan masih ada “bonus tambahan” hujan, ya… sebaiknya banyak – banyak doa aja 😀 (kebetulan saya ngalamin sendiri hehehe..)

Perkiraan suhunya

Yang mau dibawa…

Kami membawa dua jaket, satu jaket tipis dan satu jaket tebal. Kalau takut kopernya nggak muat, bisa beli vacuum bag supaya hemat tempat. Sedangkan untuk celana, kami pakai celana panjang ditambah legging thermal atau bisa juga heattech. O ya.. awalnya saya kira kalau pakai tambahan legging thermal ataupun heattech akan terasa hangat. Namun ternyata masih terasa agak dingin, meskipun keduanya memang cukup membantu untuk menahan dingin.

Topi, kacamata dan sarung tangan juga kami butuhkan karena suhunya yang berubah – ubah setiap hari, dan terkadang masih hujan. Udara di sana pun cukup kering jadi lip balm dan lotion sangat saya rekomendasikan untuk dibawa.

Sekarang giliran cerita tentang makanan. Tentu saja makanan di sana mayoritasnya adalah roti, pasta, pizza dan sebagainya. Apakah tidak ada nasi sama sekali? Oh tentu tidak 😀 kalian bisa pergi ke restoran Asia kalau mau makan nasi. Namun bagi kami yang sudah terbiasa dengan nasi, membawa nasi instan dan lauk kering cukup menghibur kami selama perjalanan wahaha..

Perjalanan dimulai!

Kali ini merupakan perjalanan yang cukup jauuhhh buat kami. Kenapa? Saya cerita pelan – pelan saja sambil ambil napas ya 😀 .Perjalanan kami dimulai dari Solo ke Jakarta. Kami menginap di Jakarta semalam karena takut ada tragedi delay, meskipun awalnya mau langsungan. Dan besok siangnya kami berangkat dari Jakarta menuju ke Taiwan. Karena kami menggunakan maskapai full service airline (FSA), jadi menurut saya pesawatnya sangat nyaman. Mulai dari jarak antar kursi yang cukup lebar, makanannya lumayan enak dan lengkap, bisa nonton film atau main game, dan ada selimut juga buat flight malam.

Setelah sekitar lima jam penerbangan, akhirnya kami mendarat di Taiwan Taoyuan International Airport. Bandaranya cukup bersih, tapi sepi karena sudah malam. Oh ya, di bandara ini kalian nggak perlu bingung cari air minum, karena tersedia dispenser air di beberapa tempat dekat toilet (ada air hangat juga 😀 )

Second flight…

Tidak terasa dua jam waktu transit sudah selesai, dan mulailah flight kedua selama 15 jam. Lah!! Ini yang saya sebut ”cukup jauh”. Jujur… sebelum berangkat saya sempat galau, karena saya bukan tipe orang mager. Dan kali ini harus kalem selama 15 jam, mau ngapain coba? Ya udah dinikmati saja meskipun badan pegel semua, mau rontok rasanya hahaha.. .Yang penting tetap harus bersyukur ya! Apalagi Tuhan telah memberi kita kesehatan dan perlindungan selama perjalanan 🙂
Garis kuning menunjukkan jalur penerbangan 15 jam kami

Untung saja kami nggak mengalami jet lag, mungkin karena tidur terus ya hehehe.. .Tapi kalau ditanya nih, perut saya yang jadi bingung. Karena flight kedua ini memakan waktu yang cukup lama, jadi kami dapat makan malam dan makan pagi. Biasanya makanan disediakan sekitar satu jam setelah pesawat mengudara dan sebelum landing. Nah, karena flight kedua kami berangkatnya jam sebelas malam, jadi kami dapat makan malam sekitar jam 12 an *hahaha* (APRIL 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *