Eropa Barat 2023 (Part. 1) – Jerman

// Jerman : Munich //

Mendarat di Jerman..

Pagi ini kami mendarat di Munich International Airport. Akhirnya kami menginjak tanah lagi dan belum mandi seharian, mantap!! Untung begitu sampai udaranya udah beda banget alias dingin merinding hehehe.. .Selesai mengurus bagasi, kami lanjut mengurus rental mobil di Europcar. Sebenarnya selain Europcar, masih ada banyak jasa rental mobil lainnya seperti Avis, Hertz, Budget dan Sixt. Karena bukan saya sendiri yang mengurus perentalan, mungkin artikel tentang rental mobil ini bisa menambah pengetahuan kalian 🙂

Menurut saya, kelebihan dari menggunakan jasa rental mobil adalah aman, santai (tidak terikat oleh waktu) dan tidak repot (tidak perlu jalan kaki ke stasiun sambil membawa barang bawaan). Sedangkan kendala yang kami alami adalah susah mencari tempat parkir. Kemarin kami mengendarai mobil van yang tertulis tingginya 2,1 meter. Jadi kalau mau parkir di dalam gedung cukup susah, karena biasanya untuk kendaraan dengan tinggi maksimal 1,9 meter. Sedangkan untuk mencari parkir di luar gedung pun juga nggak kalah susah karena sudah ada areanya sendiri – sendiri, misalnya untuk penyandang disabilitas, untuk bongkar muat dan lainnya.

Selesai mengurus mobil, masih ada cerita lagi nih! Yaitu para pengemudi wajib beradaptasi dengan kemudi kiri, sepertinya susah – susah gampang ya. Saya yang nggak nyetir aja ikutan pusing hehehe.. .Di sini juga sangat memprioritaskan pejalan kaki, jadi terkadang kami sampai berhenti mendadak karena belum terbiasa 😀

// Jerman : Rothenburg //

Mampir di Rothenburg ob der Tauber

Hari pertama kami menginap di Frankfurt. Tapi karena perjalanan ke Munich masih jauh, maka kami memutuskan mampir sejenak di Rothenburg sambil mencari rumah Pinokio #bercanda. Kok tiba – tiba cerita Pinokio? Hubungannya apa? Oke deh saya cerita dulu ya.. .Rothenburg merupakan sebuah kota yang bangunan kunonya sudah berdiri sejak abad pertengahan, namun kondisinya masih sangat terawat. Tidak heran banyak wisatawan yang pergi ke sana, termasuk saya *lahh*.

Rothenburg memiliki beberapa destinasi wisata seperti Plönlein, Marktplatz and City Hall, Castle Garden, Medieval Crime and Justice Museum dan St. James Church. Juga ada berbagai aktifitas yang bisa kalian coba seperti bersepeda, hiking dan ada city tour nya juga. Tapi karena waktunya mepet, jadi kami hanya main ke Plönlein, Marktplatz and City Hall dan St. James Church.

Lihat gereja dan alun – alun?

Pertama kami ke St. James Church atau Gereja Santo Yakobus. Nama gerejanya menunjukkan bahwa Rothenburg ob der Tauber terletak di sepanjang Jalan Santo Yakobus menuju Santiago de Compostela. Menurut cerita, gereja ini memiliki Altar Darah Kudus karya Tilman Riemenschneider yang sangat terkenal. Selain itu ada juga organ Rieger yang merupakan salah satu organ terbesar di Bavaria. Namun sayangnya kami belum sempat masuk ke gereja ini dan hanya jalan – jalan di sekitarnya saja. Selain itu yang unik dari Gereja Santo Yakobus ini adalah kedua menaranya dibangun dengan ketinggian yang berbeda. Keren ya! 🙂

Sambil jalan ke sana kemari akhirnya kami sampai di pusat kota Rothenburg yaitu Marktplatz and City Hall. Kalau di Solo mungkin sejenis alun – alun kali ya *lahh*. Tempat ini dikelilingi oleh bangunan kuno berangka kayu, dengan warna pastelnya yang sangat cantik! Bangunan kuno yang ada difungsikan sebagai kafe dan pertokoan. Waktu saya datang ke sini pas sore hari, tempat ini ramai pengunjung.

City Hall dan Marktplatz

Ini yang ditunggu!

Pindah ke destinasi selanjutnya. Tinggal jalan sedikit dan kami sampai di Plönlein. Istilah Plönlein sebenarnya diartikan sebagai “alun-alun kecil di air mancur”. Jadi yang namanya Plönlein adalah suatu kawasan yang mencakup menara Siebersturm di sebelah kiri yang mengarah ke kawasan Spital, rumah kuning berangka kayu dan air mancur di depannya, juga menara Kobolzeller Tor di sebelah kanan yang menuju ke arah Lembah Tauber.

Banyak yang menganggap rumah berangka kayu di Plönlein ini mewakili motif khas kawasan tua Rothenburg. Para arsitek dan seniman seringkali meniru gaya arsitekturnya ketika menggambarkan suasana abad pertengahan di Eropa, dan ini dimulai dari film klasik Walt Disney “Pinokio” (1940). Sudah tahu kan sekarang, apa hubungannya dengan Pinokio? Hehehe..

// Jerman : Frankfurt //

Akhirnya sampai hotel!

Sampai di Frankfurt kami langsung check in hotel dan akhirnya mandi! Aminn..setelah kira – kira hampir dua hari nggak mandi huahaha.. .Oh ya, saya juga akan sedikit review tentang kamar hotel terutama masalah stop kontak! Karena sebelum berangkat, jujur saya sempat galau. Nggak lucu juga kan, karena masalah stop kotak sampai nggak bisa charge hape. Tapi stop kontak di Frankfurt sama dengan stop kontak di Indonesia, jadi masih aman nih!

Untuk fasilitas kamarnya menurut saya nggak selengkap di Indonesia. Misalnya aja tidak ada sandal dan shower cap, tapi untuk yang basic seperti sabun, hair dryer, handuk dan lainnya masih tersedia. Selain itu toilet di Eropa sendiri (sepanjang pengamatan saya) tidak ada bidet showernya *congrats*. Dann.. yang nggak kalah penting, jangan kaget kalau AC ataupun room heater di kamar kalian tidak bisa dinyalakan. Hah? Dingin dong? Lumayann.. .Kalau kepanasan? Buka jendela aja 🙂 Karena memang ada peraturan dari pemerintah yang membatasi penggunaan AC maupun room heater.

Dan tiba – tiba…

Oke! Sekarang kami mau berangkat makan malam, rencananya setelah makan kami mau jalan – jalan di sekitar hotel. Tapi rencana tinggal rencana. Karena waktu sampai di restoran, tiba – tiba pintu mobilnya nggak bisa ditutup! Waduhh..terus gimana? Ya udah sambil makan malam, kami menunggu teknisi datang. Hari semakin gelap dan masih ditambah hujan juga, jadi dinginnya serasa sampai ke tulang *beku*

Akhirnya teknisi datang dan solusi tercepat dari mereka adalah pintu mobilnya dilakban supaya nggak kebuka sendiri, lalu kami disarankan untuk tukar mobil. Kemudian kami pergi ke Frankfurt Airport untuk tukar mobil di Europcar. Dan ternyata setelah dicek, stok mobilnya memang masih ada yang setipe, tapii… nggak ada kuncinya! Lalu? Ya udahlah pasrah, kami pulang ke hotel dan besok harus kembali lagi *hiks*

// Jerman : Cologne //

From Frankfurt to Cologne

Sebelum menuju ke Frankfurt Airport, kami mampir beli roti dan minum dulu di Stasiun Sentral Frankfurt dekat hotel. Oh ya, ada yang perlu kalian perhatikan kalau beli air minum di Eropa. Karena air minum di sini ada dua macam, yaitu still water (air minum biasa) dan sparkling water (air minum bersoda), jadi kalian jangan sampai salah pilih. Atau kalian juga bisa minum tap water (air kran) langsung, karena beberapa negara di sini airnya aman untuk dikonsumsi. Kalau saya sih airnya mendingan direbus dulu, supaya benar – benar bersih. Memang cukup merepotkan, tapi selain lebih hemat, terkadang mencari still water agak susah.

Stasiun Sentral Frankfurt

Lanjut ke Frankfurt Airport dan kali ini misi kami berhasil *yeah*. Mobil sudah bisa ditukarkan dengan yang setipe, jadi siap berangkat menuju ke Cologne. Kami cuma mampir sebentar aja karena perjalanan hari ini nggak kalah jauh dari yang kemarin, yaitu dari Frankfurt menuju ke Amsterdam. Ada dua tempat yang akan kami kunjungi di Cologne yaitu Cologne Triangle dan Cologne Cathedral.

Lihat kota Cologne dari atas

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, mencari parkir di sini adalah hal yang cukup menyiksa. Kalau di Indonesia, masalah parkir beneran lebih mudah dan murah wahaha.. .Kami parkir di dekat Stasiun Köln Messe/Deutz dan jalan kaki menuju ke Cologne Triangle, sebuah gedung tinggi yang memiliki dek observasi di lantai atasnya.

kiri : Stasiun Köln Messe/Deutz - kanan : Cologne Triangle dari bawah

Sebelumnya kami beli tiket dulu, untuk dewasa dan remaja harganya 5 euro per orang. Tapi karena kami berdelapan, jadi cukup membayar 4 euro saja per orang. Kemudian kami naik lift dilanjutkan naik tangga menuju ke dek observasi. Di atas sini anginnya cukup kencang, namun tetap aman karena tempat ini dilindungi oleh panel kaca. Kalian bisa menikmati pemandangan 360° kota Cologne. Dan dari sini terlihat Cologne Cathedral di seberang sungai Rhine, yang akan kami kunjungi berikutnya. Selain itu ada tempat – tempat lain juga yang bisa kalian lihat, dan keterangannya tercantum di panel – panel kaca.

kiri : keterangan di panel kaca - kanan : Cologne Cathedral dari atas

Mengunjungi Cologne Cathedral

Setelah melihat Cologne Cathedral dari kejauhan, sekarang kami menuju ke sana. Pembangunan katedral ini sudah dimulai sejak tahun 1248, namun sempat terhenti dan akhirnya selesai dibangun pada tahun 1880. Seiring berjalannya waktu, Cologne Cathedral terlihat berwarna gelap karena polusi udara yang menyebabkan hujan bersifat asam dan bereaksi dengan batu pasir. Sekarang katedral ini sedang dalam tahap konservasi. Cologne Cathedral terkenal sebagai tempat suci The Three Wise Men, yang dibawa oleh Uskup Agung Rainald von Dassel dari Milan ke Cologne. Sehingga Cologne Cathedral menjadi salah satu tempat ziarah tertua dan terpenting di Eropa Utara. Selain itu, katedral ini juga sempat masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1996 (APRIL 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *